Kamis, 22 Desember 2011

Model Pembelajaran Kooperatif


Ismail (Rahim, 2010:3) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang menggunakan kerja sama antara siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran dan siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil serta diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan.

Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri (Solihatun, 2009:4).

Roger dan David Johnson (Lie, 2002:31) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap sebagai model pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran kooperatif harus diterapkan, yaitu :
1.      Saling ketergantungan positif, setiap anggota kelompok merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa berhasil mencapai tujuan mereka.
2.      Tanggung jawab perseorangan, setiap anggota kelompok merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.
3.      Tatap muka, setiap kelompok diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi hingga mampu membentuk sinergi (menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing) yang menguntungkan semua anggota.
4.      Komunikasi antar anggota, keterampilan komunikasi dari setiap anggota untuk saling mendengarkan dan mengutarakan pendapat mereka merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa. 
5.      Evaluasi proses kelompok, diperlukannya penjadwalan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Ibrahim (Rahim, 2010:3) mengemukakan bahwa tujuan dari model pembelajaran kooperatif berkaitan dengan:
1.      Hasil belajar akademik yaitu bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2.      Penerimaan terhadap perbedaan individu yaitu memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif belajar untuk menghargai satu sama lain.
3.      pengembangan keterampilan sosial yaitu untuk mengerjakan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.

Stahl dan Slavin (Solihatun, 2009:10) menjelaskan secara umum langkah-langkah dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif dalam tabel berikut :

Tabel 1
Langkah-Langkah Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
Langkah ke-
Tingkah laku guru
1.      Merancang rencana program pembelajaran









2.      Aplikasi pembelajaran di kelas
















3.      Observasi terhadap kegiatan siswa









4.      Presentasi kelompok



5.      Refleksi
·         Guru mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran
·         Guru menetapkan sikap dan keterampilan sosial yang harus dikembangkan siswa
·         Guru mengorganisasikan materi dan tugas-tugas siswa yang mencerminkan sistem kerja dalam kelompok kecil
·         Guru merancang lembar observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran
·         Guru menjelaskan tujuan, sikap, serta keterampilan yang harus di capai siswa selama pembelajaran
·         Guru hanya menjelaskan pokok-pokok materi, siswa yang akan mendalaminya selama pembelajaran secara berkelompok
·         Guru menggali pengetahuan dan pemahaman siswa tentang materi pelajaran sebelumnya
·         Guru membimbing siswa untuk membuat kelompok sembari menjelaskan tugas yang harus di lakukan dalam kelompok
·         Guru memonitoring dan mengobservasi kegiatan belajar siswa berdasarkan lembar observasi
·         Guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam memahami materi maupun dalam mengenai sikap dan perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran
·         Guru memberi pujian dan kritik membangun kepada siswa saat bekerja dalam kelompoknya
·         Guru secara periodik memberikan layanan kepada siswa saat siswa terlibat dalam diskusi kelompoknya
·         Guru bertindak sebagai moderator, mengarahkan dan mengoreksi pemahaman siswa terhadap hasil kerja yang ditampilkan
·         Guru berperan sebagai mediator dan moderator aktif, mengajak siswa untuk melakukan refleksi diri terhadap proses berjalannya pembelajaran untuk memperbaiki kelemahan yang ada serta menggali ide, saran, dan kritik dari siswa untuk perkembangan pembelajaran
·         Guru memberikan penekanan terhadap nilai, sikap dan perilaku social yang harus dikembangkan siswa
 
Berdasarkan uraian tersebut di atas terlihat bahwa model pembelajaran ini sangat memungkinkan siswa untuk bertukar pikiran atau pendapat yang tercipta di dalam suatu kerjasama, sehingga siswa terlatih dalam menghargai pendapat orang lain.


Daftar Pustaka :
Lie, A. (2002). COOPERATIVE LEARNING, Mempraktikkan Cooperatif Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : PT Grasindo.
Rahim, U. (2010). Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa pada Pokok Bahasan Faktorisasi Suku Aljabar Melalui Pendekatan Struktural Think Pair Share (TPS) Siswa Kelas VIII2 SMPN 4 Kendari. Skripsi [Online], Tersedia:  http://jurnal.unhalu.ac.id/download/utu-rahim/MENINGKATKAN%20PRESTASI%20BELAJAR%20MATEMATIKA%20SISWA%20PADA.pdf [10 Januari 2011]
Solihatin, E. (2009). Cooperative Learning, Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta : Bumi Aksara.

Tidak ada komentar: