Rabu, 28 Desember 2011

Wahai Hati, Mupla

Wahai hati,
akankah terus merasa sedih?
seakan-akan nikmati luka
yang membuatmu merasa letih

Wahai jiwa,
akankah sembuhkan goresan luka?
dan membuang semua rasa ragu
hanya yakin pada Allah yang satu

Ingatlah, selangkah kau dekati Tuhanmu
dengan langkah penuh keikhlasan
seribu langkah Dia mendekatimu

Serahkan semuanya hanya kepada Allah semata
tiada manusia yang tak pernah rasakan luka
yakinlah akan adanya takdir Allah yang kuasa
semua berjalan sesuai dengan kehendak-Nya

(Wahai Hati, Mupla)


Kalo mau lagunya, klik aja disini. Semoga bermanfaat... ^_^

Kamis, 22 Desember 2011

Pengembangan Bahan Ajar Matematika


Dalam konteks pembelajaran, bahan ajar merupakan komponen yang harus ada dalam proses pembelajaran, karena bahan ajar merupakan suatu komponen yang akan/harus dikaji, dicermati, dipelajari, dan dijadikan materi yang akan dikuasai oleh siswa dan sekaligus dapat memberikan pedoman untuk mempelajarinya. Tanpa bahan ajar maka pembelajaran tidak akan menghasilkan apa-apa.

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar (Depdiknas, 2006:4).

Siddiq (2008:28) mengemukakan bahwa bahan ajar dapat dibentuk sebagai alat peraga pembelajaran, media pembelajaran atau dalam bentuk berbagai sumber belajar. Bahan ajar dalam bentuk media pembelajaran berfungsi sebagai perantara dalam komunikasi pembelajaran, karena pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi antara siswa dengan sumber pesan pembelajaran. Pesan pembelajaran yang didesain dalam bentuk media pembelajaran akan membuat komunikasi pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Efisiensi dan efektivitas pembelajaran diwujudkan dalam bentuk pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang dipelajari, dan respon siswa yang didasarkan atas pemahaman materi pelajaran yang dipelajari.

Siddiq (2008:29) menjelaskan bahan ajar dalam bentuk alat peraga pembelajaran dan media pembelajaran diklasifikasikan dalam beberapa kelompok:
1.      Bahan ajar berbentuk media visual, seperti gambar, foto, peta, globe,dsb.
2.      Bahan ajar audio, seperti radio, CD audio, kaset rekaman, piringan hitam, dsb.
3.      Bahan ajar audio-visual, seperti televisi, film, video, CD audio-visual, dsb.
4.      Bahan ajar dalam bentuk benda-benda nyata yang dapat diperoleh dari lingkungan sekitar.
5.      Bahan ajar cetak, seperti buku, modul, surat kabar, majalah, bulletin, LKS (Lembar Kerja Siswa), dsb.

Dari beberapa format tersebut dapat diklasifikasikan kedalam dua macam, yaitu format bahan pembelajaran dengan komponen lengkap dan komponen tidak lengkap. Bahan pembelajaran dalam bentuk komponen lengkap, didesain untuk pembelajaran mandiri, sedang bahan pembelajaran komponen tidak lengkap adalah bahan pembelajaran dalam bentuk alat peraga/media pembelajaran yang digunakan guru sebagai alat bantu faktor pendukung komponen pembelajaran yang lain.

Alat peraga dapat dimasukkan sebagai bahan ajar apabila alat peraga tersebut merupakan desain materi pelajaran yang diperuntukkan sebagai bahan ajar. Misalnya, dalam pembelajaran klasikal, guru menggunakan alat peraga yang berisi materi yang akan dijelaskan dalam pembelajaran. Jadi alat peraga yang digunakan guru tersebut memang berbentuk desain materi yang akan disajikan/dijelaskan guru, sehingga sangat membantu dalam meragakan pengertian materi pembelajaran. Contoh kongkritnya, guru membawa alat peraga globe untuk menjelaskan bentuk bumi dengan segala penjelasannya (Siddiq, 2008:35).

Media pembelajaran juga termasuk dalam kategori bahan ajar, apabila media pembelajaran diperankan sebagai desain materi pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. Misalnya, media televisi yang didesain sebagai komponen monitor yang dihubungkan dengan VCD/CD player dalam penyajian program pembelajaran dalam bentuk VCD/CD pembelajaran yang dipersiapkan untuk pembelajaran, baik pembelajaran klasikal, kelompok ataupun mandiri (Siddiq, 2008:36).

Bahan ajar dapat juga dalam bentuk berbagai sumber belajar, artinya bahan pembelajaran yang digunakan bahan acuan atau sebagai sumber materi dari mana siswa mendapatkan bahan yang dipelajari. Dalam aktivitas pembelajaran seringkali guru memerlukan sumber belajar atau bahan materi yang akan diajarkan atau untuk dipelajari siswa, sehingga guru harus menunjukkan kepada siswa dari mana sumber materi harus diperoleh. Dalam konteks bahan ajar sebagai sumber belajar, maka bahan ajar lebih berperan pasif, karena bahan ajar lebih sebagai sesuatu yang dicari dan digunakan sebagai sumber dari materi yang akan dikaji atau dipelajari (Siddiq, 2008:29).

Siddiq (2008:30) menjelaskan bahan ajar dalam bentuk sumber belajar dikelompokkan menjadi dua bentuk sumber belajar, yaitu sumber belajar yang dirancang (by design) dan sumber belajar yang dimanfaatkan (by utilization). Baik sumber belajar dalam ujud manusia (human recourses) maupun sumber belajar bukan manusia (non human recourses). Bahan ajar cetak seperti modul adalah sumber belajar non human yang dirancang/didesain untuk pembelajaran, sedang alam sekitar adalah contoh sumber belajar non manusia yang tinggal dimanfaatkan (by utilization).

Guru adalah contoh sumber belajar human yang dirancang (by design) lewat pendidikan guru, sedang pembelajaran dengan menghadirkan dokter untuk mengajarkan materi tentang hidup bersih adalah contoh sumber belajar human yang dimanfaatkan (by utilization), karena dokter tidak dirancang untuk menjadi guru (Siddiq, 2008:30).

Bahan ajar merupakan faktor eksternal siswa yang mampu memperkuat motivasi internal untuk belajar. Salah satu kegiatan pembelajaran yang mampu mempengaruhi aktivitas pembelajaran adalah dengan memasukkan bahan ajar dalam aktivitas tersebut. Bahan ajar yang didesain secara lengkap, dalam arti ada unsur media dan sumber belajar yang memadai akan mempengaruhi suasana pembelajaran sehingga proses belajar yang terjadi pada diri siswa menjadi lebih optimal. Dengan bahan ajar yang didesain secara bagus dan dilengkapi isi dan ilustrasi yang menarik akan menstimulasi siswa untuk memanfaatkan bahan ajar sebagai bahan belajar atau sebagai sumber belajar.

Bahan ajar yang baik dan lengkap seharusnya dilengkapi ilustrasi dan tugas atau latihan serta aktivitas lain yang dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi dan kompetensi yang dipelajari. Jadi ilustrasi, tugas/latihan, aktivitas lain dan evaluasi yang dimasukkan sebagai kelengkapan aktivitas belajar siswa bisa berfungsi sebagai materi penguat (reinforcement).

Bahan ajar perlu dikembangkan dan diorganisasikan secara mantap dan matang agar pembelajaran tidak melenceng dari tujuan yang hendak dicapai. Mengembangkan bahan ajar adalah suatu aktivitas “mendesain” materi pelajaran menjadi bahan yang siap disampaikan/digunakan dalam proses pembelajaran. Dengan bahan ajar yang didesain baik akan mempermudah siswa dalam belajar.
Menurut Bandono (2009), bahan ajar dikembangkan dengan tujuan:
1.      Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
2.      Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
3.      Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Pengembangan bahan ajar dimaksudkan agar aktivitas pembelajaran lebih meningkat efektivitas dan efisiensinya. Efektivitas suatu pembelajaran akan terlihat pada hasil pembelajaran yang dicapai. Apakah pembelajaran mencapai hasil yang baik atau tidak baik. Apakah kompetensi/kemampuan yang diharapkan dapat tercapai/dikuasai siswa? Sedang efisiensi suatu pembelajaran berarti, pembelajaran yang tidak memerlukan waktu yang lama, telah mampu mencapai tujuan. Artinya dalam waktu relatif singkat pembelajaran telah mencapai hasil yang optimal yaitu telah dikuasainya materi oleh siswa. Pembelajaran seperti itu tidak akan banyak memerlukan energi dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Sehubungan dengan siapa yang berkompeten dalam mengembangkan bahan ajar, dikemukan Doll dalam Sungkono. dkk (Siddiq, 2008:49), yang menjelaskan bahwa pengembangan mata pelajaran dan bahan ajar bukan pekerjaan yang dilakukan serampangan dan oleh sembarang orang. Bahan ajar merupakan hasil kerja desain pembelajaran, maka bahan ajar seharusnya dikembangkan oleh para desainer (pengembang) pembelajaran. Guru merupakan salah satu staf lembaga formal yang memiliki kewenangan dan kewajiban untuk mengembangkan mata pelajaran dan bahan ajarnya. Pihak lain yang juga memiliki kewenangan dan kewajiban mengembangkan bahan ajar adalah pendidik (educator) dan ahli bidang studi (subject matter expert).

Guru memiliki peranan penting dalam mengembangkan dan memilih bahan ajar bagi para siswanya. Bandono (2009) menjelaskan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan bahan ajar yaitu:
1.      Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak.
2.      Pengulangan akan memperkuat pemahaman.
3.      Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman peserta didik.
4.      Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar.
5.      Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu.
6.      Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong peserta didik untuk terus mencapai tujuan.

Bandono (2009) pun mengemukakan manfaat yang dapat diperoleh dari pengembangan bahan ajar diantaranya:
1.      Bagi guru,
a.       Diperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
b.      Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh.
c.       Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi.
d.      Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar.
e.       Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.
f.       Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
2.      Bagi peserta didik,
a.       Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
b.      Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.
c.       Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya.

Untuk lebih memahami tentang pengembangan bahan ajar, Siddiq (2008:50) mengemukakan bahwa bahan ajar memiliki perbedaan bila dibandingkan dengan buku teks, yakni :
1.      Buku teks diperuntukkan untuk umum, sementara bahan ajar diperuntukkan bagi siswa tingkat pendidikan tertentu.
2.      Format sajian berbeda antara buku teks dengan bahan ajar. Buku teks menggunakan format sekuensial teori, sedang bahan pembelajaran menggunakan format sekuensial kurikulum sekolah.
3.      Bahasa yang digunakan dalam buku teks lebih formal ilmiah, sedang dalam bahan ajar menggunakan bahasa komunikatif, yaitu bahasa yang sesuai dengan audien pembelajaran.
4.      Buku teks tidak dilengkapi berbagai komponen pembelajaran, sedang bahan ajar dilengkapi komponen pembelajaran yang lain. Misalnya, dilengkapi dengan petunjuk belajar, tujuan pembelajaran, kegiatan belajar/uraian materi, rangkuman, latihan-latihan, evaluasi, umpan balik, kunci jawaban soal.
5.      Tujuan buku teks untuk dikuasainya materi teori dan ilmu pengetahuan, sedang tujuan bahan ajar agar dikuasainya kompetensi suatu mata pelajaran.
6.      Buku teks tidak banyak diperlukan ilustrasi yang mendetail, tetapi untuk bahan ajar sangat diperlukan ilustrasi yang mendetail.
7.      Buku teks tidak memerlukan latihan, tugas, dan tes formatif, sedang dalam bahan ajar komponen tersebut sangat diperlukan.
8.      Buku teks disusun dengan ber bab-bab, sedang bahan ajar disusun untuk kompetensi mata pelajaran yang sangat terbatas.

Buku teks tidak memiliki sifat yang dimiliki oleh bahan ajar. Bahan ajar memiliki sifat khusus, menyesuaikan dengan penggunanya, komponen pembelajaran lengkap, dan berorientasi pada silabus atau kurikulum sekolah.

Salah satu bentuk dari bahan ajar adalah bahan ajar cetak. Selain mutlak menggunakan teknologi cetak, bahan ajar cetak memiliki karakteristik harus mampu membelajarkan sendiri para siswa (self-instructional). Artinya bahan ajar cetak harus mempunyai kemampuan menjelaskan yang sejelas-jelasnya untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran, baik dalam bimbingan guru maupun secara mandiri.

Bahan ajar cetak bersifat lengkap (self-contained) artinya memuat hal-hal yang sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Hal-hal tersebut adalah tujuan pembelajaran/kompetensi, prasyarat yaitu materi-materi pelajaran yang mendukung atau perlu dipelajari terlebih dahulu sebelumnya, prosedur pembelajaran, materi pembelajaran yang tersusun sistematis, latihan/tugas-tugas, soal-soal evaluasi beserta kunci jawaban dan tindak lanjut yang harus dikerjakan oleh siswa.

Selain karakteristik yang telah disebutkan di atas, bahan ajar cetak juga memiliki karakteristik mampu membelajarkan peserta didik (self-instructional material), artinya dalam bahan pembelajaran cetak harus mampu memicu siswa untuk aktif dalam proses belajarnya bahkan membelajarkan siswa untuk dapat menilai kemampuan belajarnya sendiri.

Salah satu bentuk bahan ajar cetak adalah LKS (Lembar Kerja Siswa). Siddiq (2008:122) menjelaskan bahwa LKS dikemas dengan hanya menekankan pada latihan, tugas atau soal-soal saja. Walaupun hanya menekankan pada hal tersebut, LKS tetap menyajikan uraian materi namun disajikan secara singkat. Soal-soal yang disajikan dalam LKS harus benar-benar dikembangkan berdasarkan pada analisis tujuan pembelajaran/kompetensi yang telah dijabarkan kedalam indikator pencapaian.
 Agar tetap mampu membelajarkan secara baik, LKS tidak hanya memuat serangkaian soal dan tugas tetapi juga menyediakan rambu-rambu pengerjaannya sehingga siswa benar-benar dapat mempelajari bahan ajar melalui soal-soal dan tugas. Selain itu kesimpulan disetiap akhir pokok bahasan juga tetap harus disampaikan sebagai perulangan dan penguatan materi untuk siswa.

Siddiq (2008:127) menjelaskan bahwa dalam pengembangan bahan ajar cetak, termasuk LKS, harus menempuh tahap-tahap berikut:
1.      Menyusun Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) bahan ajar tercetak yang akan dikembangkan.
GBPP bahan pembelajaran cetak adalah rumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dan pokok-pokok materi yang akan dikembangkan ke dalam bahan ajar cetak. Di dalam GBPP bahan ajar cetak harus memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, topik/pokok bahasan, sub pokok bahasan, estimasi waktu dan daftar pustaka yang akan digunakan.
2.      Menulis bahan ajar dengan mengikuti strategi instruksional tertentu.
Bahan ajar ditulis dengan menggunakan strategi instruksional yang sama seperti yang digunakan pengajaran di dalam kelas biasa. Menulis bahan ajar berarti mengajar mengajarkan mata pelajaran melalui tulisan. Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang digunakan dalam menulis bahan ajar sama halnya dengan prinsip-prinsip pengajaran biasa. Perbedaannya adalah bahasa yang digunakan bersifat setengah formal dan setengah lisan, bukan bahasa buku teks yang bersifat sangat formal.
3.      Meninjau kembali, melakukan uji coba lapangan dan merivisi bahan ajar sebelum digunakan di lapangan.
Hal yang sangat perlu diperhatikan dalam mengembangkan bahan ajar LKS adalah pada pengembangan GBPP bahan ajar cetak yang telah dikembangkan sebelumnya, terutama pada analisis kompetensi sampai pada indikator ketercapaiannya. Pengembangan indikator dalam GBPP haruslah benar-benar mewakili standar kompetensi dan kompetensi dasarnya, karena nantinya indikator inilah yang akan dijadikan panduan dalam membuat soal-soal.

Materi yang disajikan dalam LKS bukanlah pemaparan secara menyeluruh tetapi hanya berupa ringkasan saja, namun pada bagian materi tertentu yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi maka pemaparan materi lebih difokuskan.

Perlu diperhatikan, bahwa latihan dan soal-soal yang dikembangkan harus menggunakan berbagai bentuk dan teknik yang beraneka ragam sehingga tidak membosankan. Harus dicantumkan pula langkah-langkah pengerjaannya jika soal tersebut berbentuk esai dan penugasan.


Daftar Pustaka :

Siddiq, D, dkk. (2008). Pengembangan Bahan Ajar SD. Jakarta : Depdiknas
Depdiknas. (2006). Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. [online]. Tersedia : http://www.scribd.com/doc/26566848/Pedoman-Memilih-Dan-Menusun-Bahan-Ajar [27 Februari 2011]
Bandono. (2009). Pengembangan Bahan Ajar. [online] Tersedia: http://bandono.web.id/2009/04/02/pengembangan-bahan-ajar.php [27 Februari 2011]

Model Pembelajaran Kooperatif


Ismail (Rahim, 2010:3) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang menggunakan kerja sama antara siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran dan siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil serta diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan.

Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri (Solihatun, 2009:4).

Roger dan David Johnson (Lie, 2002:31) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap sebagai model pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran kooperatif harus diterapkan, yaitu :
1.      Saling ketergantungan positif, setiap anggota kelompok merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa berhasil mencapai tujuan mereka.
2.      Tanggung jawab perseorangan, setiap anggota kelompok merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.
3.      Tatap muka, setiap kelompok diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi hingga mampu membentuk sinergi (menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing) yang menguntungkan semua anggota.
4.      Komunikasi antar anggota, keterampilan komunikasi dari setiap anggota untuk saling mendengarkan dan mengutarakan pendapat mereka merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa. 
5.      Evaluasi proses kelompok, diperlukannya penjadwalan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Ibrahim (Rahim, 2010:3) mengemukakan bahwa tujuan dari model pembelajaran kooperatif berkaitan dengan:
1.      Hasil belajar akademik yaitu bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2.      Penerimaan terhadap perbedaan individu yaitu memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif belajar untuk menghargai satu sama lain.
3.      pengembangan keterampilan sosial yaitu untuk mengerjakan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.

Stahl dan Slavin (Solihatun, 2009:10) menjelaskan secara umum langkah-langkah dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif dalam tabel berikut :

Tabel 1
Langkah-Langkah Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
Langkah ke-
Tingkah laku guru
1.      Merancang rencana program pembelajaran









2.      Aplikasi pembelajaran di kelas
















3.      Observasi terhadap kegiatan siswa









4.      Presentasi kelompok



5.      Refleksi
·         Guru mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran
·         Guru menetapkan sikap dan keterampilan sosial yang harus dikembangkan siswa
·         Guru mengorganisasikan materi dan tugas-tugas siswa yang mencerminkan sistem kerja dalam kelompok kecil
·         Guru merancang lembar observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran
·         Guru menjelaskan tujuan, sikap, serta keterampilan yang harus di capai siswa selama pembelajaran
·         Guru hanya menjelaskan pokok-pokok materi, siswa yang akan mendalaminya selama pembelajaran secara berkelompok
·         Guru menggali pengetahuan dan pemahaman siswa tentang materi pelajaran sebelumnya
·         Guru membimbing siswa untuk membuat kelompok sembari menjelaskan tugas yang harus di lakukan dalam kelompok
·         Guru memonitoring dan mengobservasi kegiatan belajar siswa berdasarkan lembar observasi
·         Guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam memahami materi maupun dalam mengenai sikap dan perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran
·         Guru memberi pujian dan kritik membangun kepada siswa saat bekerja dalam kelompoknya
·         Guru secara periodik memberikan layanan kepada siswa saat siswa terlibat dalam diskusi kelompoknya
·         Guru bertindak sebagai moderator, mengarahkan dan mengoreksi pemahaman siswa terhadap hasil kerja yang ditampilkan
·         Guru berperan sebagai mediator dan moderator aktif, mengajak siswa untuk melakukan refleksi diri terhadap proses berjalannya pembelajaran untuk memperbaiki kelemahan yang ada serta menggali ide, saran, dan kritik dari siswa untuk perkembangan pembelajaran
·         Guru memberikan penekanan terhadap nilai, sikap dan perilaku social yang harus dikembangkan siswa
 
Berdasarkan uraian tersebut di atas terlihat bahwa model pembelajaran ini sangat memungkinkan siswa untuk bertukar pikiran atau pendapat yang tercipta di dalam suatu kerjasama, sehingga siswa terlatih dalam menghargai pendapat orang lain.


Daftar Pustaka :
Lie, A. (2002). COOPERATIVE LEARNING, Mempraktikkan Cooperatif Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : PT Grasindo.
Rahim, U. (2010). Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa pada Pokok Bahasan Faktorisasi Suku Aljabar Melalui Pendekatan Struktural Think Pair Share (TPS) Siswa Kelas VIII2 SMPN 4 Kendari. Skripsi [Online], Tersedia:  http://jurnal.unhalu.ac.id/download/utu-rahim/MENINGKATKAN%20PRESTASI%20BELAJAR%20MATEMATIKA%20SISWA%20PADA.pdf [10 Januari 2011]
Solihatin, E. (2009). Cooperative Learning, Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta : Bumi Aksara.

Senin, 19 Desember 2011

Video Penggunaan Alat Peraga Puzzle Sudut

Senin, 28 November 2011

Bagaimana Cara Melukis Sudut?







dan seterusnya...


Untuk mendownload file powerpoint diatas, silahkan klik Melukis Sudut.

Semoga bermanfaat... ^_^d

Sabtu, 02 Juli 2011

Pre Menstruasi Syndrome (PMS)

Tentang sindrom PMS, sebuah sumber mengatakan sekitar 85% wanita mengalami gangguan fisik dan emosi menjelang masa ini. Gejala yang paling gampang dilihat dari sindrom pra menstruasi ini adalah mudah marah, pusing, depresi, perasaan sensitif, lelah dan tubuh agak membengkak. Selain itu, biasanya juga terjadi penumpukan cairan dengan payudara yang agak membengkak, ukuran panggul bertambah besar, wajah terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri di bagian perut. Perubahan perubahan mood, seperti mudah marah, meledak-ledak, dan sering menangis juga kerap menandai munculnya premenstrual syndrome (PMS) ini. Yang lebih gawat adalah PMS pun dapat menimbulkan depresi, terkadang sampai memunculkan perasaan ingin bunuh diri, dan bahkan keinginan melakukan kekerasan kepada diri sendiri ataupun ke orang lain (wahhh??, ngerinyaaa..)

Gangguan kesehatan sebelum haid biasanya dianggap hal yang lumrah bagi wanita usia produktif. Sekitar 40% wanita berusia 14 - 50 tahun, menurut suatu penelitian, mengalami sindrom pra-menstruasi atau yang lebih dikenal dengan PMS (pre-menstruation syndrome). Bahkan survai tahun 1982 di Amerika Serikat menunjukkan, PMS dialami 50% wanita dengan sosio-ekonomi menengah yang datang ke klinik ginekologi. PMS memang kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan haid. Sindrom itu akan menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah selesai haid.

Penyebab munculnya sindrom ini memang belum jelas. Beberapa teori menyebutkan antara lain karena faktor hormonal yakni ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron. Teori lain bilang, karena hormon estrogen yang berlebihan. Para peneliti melaporkan, salah satu kemungkinan yang kini sedang diselidiki adalah adanya perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel. Kemungkinan lain, itu berhubungan dengan gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial, atau fungsi serotonin yang dialami penderita.

Sindrom ini biasanya lebih mudah terjadi pada wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid. Akan tetapi ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya PMS. Pertama, wanita yang pernah melahirkan (PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima). Kedua, status perkawinan (wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS dibandingkan yang belum). Ketiga, usia (PMS semakin sering dan mengganggu dengan bertambahnya usia, terutama antara usia 30 - 45 tahun). Keempat, stres (faktor stres memperberat gangguan PMS). Kelima, diet (faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, memperberat gejala PMS). Keenam, kekurangan zat-zat gizi seperti kurang vitamin B (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak linoleat. Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat gejala PMS. Ketujuh, kegiatan fisik (kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya PMS).

Tipe dan gejalanya


Tipe PMS bermacam-macam. Dr. Guy E. Abraham, ahli kandungan dan kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS, membagi PMS menurut gejalanya yakni PMS tipe A, H, C, dan D. Delapan puluh persen gangguan PMS termasuk tipe A. Penderita tipe H sekitar 60%, PMS C 40%, dan PMS D 20%. Kadang-kadang seorang wanita mengalami gejala gabungan, misalnya tipe A dan D secara bersamaan.

Setiap tipe memiliki gejalanya sendiri. PMS tipe A (anxiety) ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat haid. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron: hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron. Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita PMS bisa jadi kekurangan vitamin B6 dan magnesium. Penderita PMS A sebaiknya banyak mengkonsumsi makanan berserat dan mengurangi atau membatasi minum kopi.

PMS tipe H (hyperhydration)
memiliki gejala edema(pembengkakan), perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum haid. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe PMS lain. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita. Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi minum sehari-hari.

PMS tipe C (craving) ditandai dengan rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis-manis (biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya gula). Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6), atau kurangnya magnesium.

PMS tipe D(depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Biasanya PMS tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3% dari selururh tipe PMS benar-benar murni tipe D.

PMS tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, di mana hormon progesteron dalam siklus haid terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon estrogennya. Kombinasi PMS tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres, kekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal di tubuh, atau kekurangan magnesium dan vitamin B (terutama B6). Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe D yang terjadi bersamaan dengan PMS tipe A.

Pada hari pertama atau satu hari menjelang datang bulan, banyak wanita yang mengeluh sakit perut atau tepatnya kram perut. Gangguan kram perut ini tidak termasuk PMS walaupun ada kalanya bersamaan dengan gejala PMS. Kram pada waktu haid atau nyeri haid merupakan suatu gejala yang paling sering. Gangguan nyeri yang hebat, atau dinamakan dismenorea, sangat mengganggu aktivitas wanita, bahkan acap kali mengharuskan penderita beristirahat bahkan meninggalkan pekerjaannya selama berjam-jam atau beberapa hari. Dismenorea memang bukan PMS. Dismenorea primer umumnya tidak ada hubungannya dengan kelainan pada organ reproduksi wanita dan hanya terjadi sehari sebelum haid atau hari pertama haid. Nyeri perut ini juga tidak ada hubungannya dengen PMS yang mulai terasa 10 - 14 hari sebelum haid. Gejala malah hilang begitu haid datang. Kalau dismenorea membaik atau bahkan hilang sama sekali setelah seseorang melahirkan, tidak demikian dengan PMS. Wanita yang pernah melahirkan malah berisiko lebih tinggi menderita PMS.

Yang perlu diketahui :

Kurangi Stres

Perhatikan jadwal kerja Anda, apakah saat ini Anda dikejar tenggang waktu soal pekerjaan Anda. Bila saja Anda perhatikan, adanya stres kerja ini dapat membuat menstruasi Anda terlambat.

Tidak sebanyak yang Anda pikirkan
Anda tidak perlu takut kehilangan jumlah darah terlalu banyak. Secara rata-rata, setiap bulannya seorang wanita hanya kehilangan sekitar 3 ons darah.

Lama atau Sebentar itu Normal

Kebanyakan wanita akan mengeluarkan darah sekitar dua hari sampai tujuh hari. Bila menstruasi Anda lebih dari delapan hari, itu belum tergolong masalah besar.

Terjadi Pembuahan?
Kebanyakan wanita hanya mengalami ovulasi sekali dalam sebulan, sekitar 14 hari sebelum datang mensturasi. Pembuahan memang hanya berlangsung selama satu atau dua hari saja, tetapi karena sperma dapat hidup sampai tujuh hari di dalam vagina, Anda harus menggunakan pencegah kehamilan.

Menghitung Siklus
Saat Anda mendapatkan menstruasi di hari pertama, itu merupakan hari pertama Anda memasuki siklus menstruasi. Jadikanlah hari itu sebagai patokan untuk siklus berikutnya. Siklus yang normal berlangsung sekitar 21 hari hingga 35 hari.

PMS yang bukan PMS

Wanita yang mengalami sakit hebat saat menstruasi itu melebihi gejala umum sangat mungkin terkena premenstrual dysphoric disorder (PMDD). Wanita yang menderita PMDD juga memiliki gejala-gejala sama layaknya PMS, seperti sakit kepala, nyeri sendi dan otot, tubuh dan payudara membengkak. Gejala-gejala yang secara umum terjadi, akan menghilang saat berlangsungnya menstruasi.

Menurun di Usia 30 Tahun

Pada wanita yang lebih tua, biasanya akan mengalami pembengkakan tubuh, berat badan bertambah, dan kecemasan yang lebih besar dibandingkan wanita yang lebih muda. Namun, secara umum, sebenarnya gejalanya telah berkurang dibandingkan wanita di bawah usia 30 tahun yang sering mengalami kejang, lelah, payudara sakit, banyak makan, dan mood yang tidak menentu.

Kejang

Saat siklus haid seorang wanita belum teratur, biasanya cenderung tidak mengalami gangguan nyeri. Namun, ketika siklus sudah berjalan teratur, barulah gejala itu muncul. Bila di masa remaja tidak pernah terkena gejala PMS, kemungkinan itu baru akan dimulai pada usia 20 tahun.

Disebabkan Kista atau Endometriosis?

Munculnya kista biasanya disebabkan karena terjadinya pelebaran otot di dinding rahim. Kian besar ukuran kista (melebihi ukuran anggur), makin menyebabkan sakit menjelang menstruasi. Sementara itu, endometriosis merupakan suatu kondisi ketika dinding bagian shim tumbuh di luar rahim. Gejalanya adalah sakit yang hebat saat mulai dan selama periode menstruasi, perdarahan kental dan tidak teratur, jugs rasa sakit selama dan sesudah hubungan seksual. Tanpa pengobatan endometriosis ini akan kian buruk dan menyebabkan kemandulan. Sebaiknya segeralah datang ke dokter.

Diet Mempengaruhi Siklus?
Jika Anda terlalu banyak kehilangan berat badan atau mempunyai gangguan makan seperti anorexia, bisa jadi Siklus menstruasi Anda menjadi tidak teratur atau berhenti total (amernorrhea). Ketahuilah, amenorrhea dapat menyebabkan keropos tulang, mandul dan masalah kesehatan lainnya. Segera konsultasikan ke dokter bila Siklus menstruasi Anda berhenti.

Bertambah Berat Badan
Pada wanita yang gemuk dan kekurangan androgen (hormon pria) juga bisa mengalami menstruasi tak teratur. Hal ini disebut sebagai polycystic ovary syndrome (PCOS). Akibatnya, bisa membuat perdarahan bertambah banyak, hingga terjadi kelebihan rambut di wajah atau tubuh wanita. Biasanya ini diakibatkan karena tingginya hormon testoteron.

Perdarahan di Antara Siklus
Adanya perdarahan yang tidak normal dan infeksi pada vagina yang disebabkan bakteri vaginosis adalah gejala chlamydia atau penyakit menular seksual lainnya. Segera konsultasikan ke dokter agar tidak semakin parah.

Bercak Darah
Jika Anda sering mendapatkan bercak di pertengahan siklus Anda, boleh jadi ini merupakan tanda terjadinya ovulasi. Beberapa wanita mengalami kejang perut pada waktu tersebut.

Rasa Hangat Redakan Kejang
Ingat nasihat ibu untuk mengompres perut kejang dengan botol berisi air panas? Kalau itu terjadi, lakukanlah. Hasil penelitian menunjukkan, mengompres di bagian bawah perut dapat mengurangi rasa nyeri dan kejang.

Apa yang dapat Anda lakukan?
Untuk mengurangi beberapa kondisi yang tidak nyaman menjelang SPM, coba lakukan beberapa hal di bawah ini :

Buatlah semacam diary atau jurnal yang mencatat kapan gejala-gejala itu muncul. Dengan demikian, Anda mempunyai patokan waktu yang tepat untuk mengatasinya.
Agar sehat, makanlah sedikit tetapi sering. Jika Anda menderita konstipasi, konsumsilah bahan makanan yang mengandung banyak serat.
Saat sedang minum obat diuretik, biasanya Anda akan lebih sering buang air kecil yang memungkinkan mineral penting ikut terbuang. Karena itu, tambah makanan yang mengandung potassium (buah, makanan laut, kacang-kacangan), juga makanan, minuman ekstra atau suplemen yang mengandung vitamin B dan C.
Untuk mengurangi terjadinya penumpukan cairan, sebisa mungkin kurangi garam dalam makanan Anda. Garam bisa menyerap air dan hal ini dapat meningkatkan pembengkakan.
Perbanyak waktu istirahat untuk menghindari kelelahan. Selain itu cobalah menghindari situasi yang bisa membuat Anda stres.
Coba bicarakan perasaan Anda kepada sahabat yang dapat percaya dan dapat mendengarkan keluhan Anda. Pastikan pula keluarga tahu mengenai kondisi Anda.
Cobalah minum beberapa ramuan tumbuhan tertentu yang telah terbukti membantu meningkatkan kesehatan wanita, misalnya kunyit asam, dan lain-lain.
Untuk mengatasi rasa nyeri yang hebat, seperti dysmernorrhoea, cobalah aspirin untuk meringankannya.
Cobalah lakukan olahraga seperti berenang dan berjalan kaki. Tarik nafas dalam-dalam lalu buang secara perlahan juga dapat membantu Anda meringankan rasa tidak nyaman. Juga, tak ada salahnya mencoba melakukan relaksasi.

DIET TEPAT MENCEGAH PMS

Pencegahan PMS (sindrom pra-menstruasi) dapat dilakukan melalui diet yang tepat dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Batasi kosumsi makanan tinggi gula, tinggi garam, daging merah(sapi dan kambing), alkohol, kopi, teh, coklat, serta minuman bersoda.
Kurangi rokok atau berhenti merokok.
Batasi konsumsi protein (sebaiknya sebanyak 1,5 gr/kg berat badan per orang).
Meningkatkan konsumsi ikan, ayam, kacang-kacangan, dan biji-biji-bijian sebagai sumber protein.
Batasi konsumsi makanan produk susu dan olahannya (keju, es krim, dan lainnya) dan gunakan kedelai sebagai penggantinya.
Batasi konsumsi lemak dari bahan hewani dan lemak dari makanan yang digoreng.
Meningkatkan konsumsi sayuran hijau.
Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung asam lemak esensial linoleat seperti minyak bunga matahari, minyak sayuran.
Konsumsi vitamin B kompleks terutama vitamin B6, vitamin E, kalsium, magnesium juga omega-6 (asam linolenat gamma GLA).
Di samping diet, perhatikan pula hal-hal berikut ini untuk mencegah munculnya PMS:
Melakukan olahraga dan aktivitas fisik secara teratur.
Menghindari dan mengatasi stres.
Menjaga berat badan. Berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko menderita PMS.
Catat jadwal siklus haid Anda serta kenali gejala PMS-nya.
Perhatikan pula apakah Anda sudah dapat mengatasi PMS pada siklus-siklus datang bulan berikutnya

sumber : http://shelterwie.multiply.com/journal/item/17/Pre_Menstruasi_Syndrome_PMS

Senyum yuk.. ^_^


“Senyum anda, Senyum kami “. Itu slogan yang biasa didengungkan para praktisi kesehatan gigi. Ini yang setiap hari dilakukan oleh mereka. Berusaha untuk menganalisis masalah utama kesehatan gigi dan mulut, melakukan tindakan perawatan gigi dan mulut, mengevaluasi hasilnya, melakukan penelitian dan terobosan terhadap kemungkinan perawatan yang lebih canggih serta terus mengupdate perkembangan teknologi semata-mata hanya dengan satu tujuan yaitu bagaimana membuat semua orang bisa “tersenyum” tentu saja senyum yang sehat dan indah. Senyum mungkin bagi anda adalah hal yang sederhana dan mudah, cukup menarik sudut bibir ke arah samping dan menampakkan gigi mudah kan? Namun tidak sesederhana itu, kadang tersenyum saat-saat tertentu sangatlah sulit. Terlebih jika anda tidak “mood” untuk senyum.



Senyum dihubungkan dengan karakter seseorang, karena tidak sedikit ditemukan sifat individu yang “murah senyum”. Senyum banyak dikaitkan dengan perasaan hati, kondisi jiwa, dan mood. Senyum dapat mempengaruhi kesehatan, tingkat stress, dan daya tarik anda. Senyum juga dipercaya sebagai salah satu jalan jika ingin awet muda. Senyum diketahui mempunyai manfaat untuk kesehatan diantaranya yaitu :



1. Senyum membuat anda lebih menarik.

Kita akan selalu tertarik pada orang yang selalu tersenyum. Orang yang selalu tersenyum punya daya tarik tersendiri. Wajah yang berkerut, cemberut, membuat orang menjauh dari anda, tetapi sebaliknya senyum bisa membuat mereka tertarik.



2. Senyum mengubah mood anda

Ketika anda merasa jatuh atau “down” cobalah untuk tersenyum. Mungkin saja mood anda akan berubah menjadi lebih baik.



3. Senyum dapat merangsang orang lain tersenyum

Ketika seseorang tersenyum maka senyum tersebut akan membuat suasana menjadi lebih cerah, mengubah mood orang lain yang ada disekitarnya, dan membuat semua orang menjadi senang. Orang yang suka tersenyum membawa kebahagiaan buat orang yang ada di sekitarnya. Seringlah tersenyum maka anda akan disukai oleh banyak orang.


4. Senyum dapat Mengurangi stress

Stress secara nyata dapat muncul di wajah anda. Senyum membantu mencegah kesan bahwa kita sebenarnya sedang lelah atau merasa ”down”. Jika anda sedang stresss cobalah untuk tersenyum, maka stress anda akan berkurang dan anda akan merasa lebih baik untuk membuat langkah selanjutnya.



5. Senyum meningkatkan sistem imun (kekebalan) tubuh anda

Senyum dapat membantu kerja imun tubuh agar dapat bekerja dengan baik. Ketika anda tersenyum, fungsi imun meningkatkan kemungkinan anda menjadi lebih rileks.



6. Senyum menurunkan tekanan darah anda

Ketika anda tersenyum,maka tekanan darah anda akan menurun. Jika anda tak percaya, anda boleh mencobanya sendiri, jika anda memiliki alat pengukur tekanan darah di rumah anda.



7. Senyum mengeluarkan endorphins, (pereda rasa sakit secara alami) dan serotonin

Beberapa studi telah menunjukkan bahwa senyum dapat merangsang pengeluaran endorphin, pereda rasa sakit yang alami, serta serotonin. Senyum memang obat yang alami.



8. Senyum dapat melenturkan kulit wajah dan membuat anda terlihat lebih muda

Otot-otot yang digunakan untuk tersenyum ikut membuat anda terlihat lebih muda. Jika anda ingin sesuatu yang beda, maka berikan senyum anda sepanjang hari, maka anda akan terlihat lebih muda, dan merasa lebih baik.



9. Senyum membuat anda tampak sukses

Orang yang tersenyum terlihat lebih percaya diri dalam menjalani hidupnya. Cobalah tersenyum saat anda melakukan pertemuan dan saat ada janji, yakin rekan-rekan kerja, sahabat, orang-orang terdekat anda akan merasakan sesuatu yang berbeda.



10. Senyum membuat anda tetap positif

Cobalah tes ini: Senyumlah. Lalu sekarang cobalah berpikir sesuatu yang negatif tanpa berhenti tersenyum. Sulit kan ? . Karena ketika anda tersenyum maka senyum tersebut akan mengirimkan sinyal ke tubuh anda bahwa “hidup anda saat ini baik-baik saja”.



Maka jauhkan diri anda dari depresi, stress, dan rasa khawatir dengan satu kata yaitu “senyum”, tentu saja dengan memberikan senyum pada tempat dan suasana yang tepat, tidak kemudian berlebihan. Karena jika berlebihan, maka tentu orang lain akan menganggap anda kurang waras…lalu pertanyaan sederhananya… “sudahkan anda tersenyum hari ini…??”

sumber : http://gusimerah.blogspot.com/2009/06/10-manfaat-sehat-senyum.html

Penyakit Usus Buntu (Appendicitis)


Usus buntu dalam bahasa latin disebut sebagai Appendix vermiformis, Organ ini ditemukan pada manusia, mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Pada awalnya Organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak mempunyai fungsi, tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.

Seperti organ-organ tubuh yang lain, appendiks atau usus buntu ini dapat mengalami kerusakan ataupun ganguan serangan penyakit. Hal ini yang sering kali kita kenal dengan nama Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis).

# Penyebab Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)

Penyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Di antaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks oleh timbunan tinja/feces yang keras (fekalit), hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur.

Diantara beberapa faktor diatas, maka yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyabab adalah faktor penyumbatan oleh tinja/feces dan hyperplasia jaringan limfoid. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk berkembang biak. Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu.

Makan cabai bersama bijinya atau jambu klutuk beserta bijinya sering kali tak tercerna dalam tinja dan menyelinap kesaluran appendiks sebagai benda asin, Begitu pula terjadinya pengerasan tinja/feces (konstipasi) dalam waktu lama sangat mungkin ada bagiannya yang terselip masuk kesaluran appendiks yang pada akhirnya menjadi media kuman/bakteri bersarang dan berkembang biak sebagai infeksi yang menimbulkan peradangan usus buntu tersebut.

Seseorang yang mengalami penyakit cacing (cacingan), apabila cacing yang beternak didalam usus besar lalu tersasar memasuki usus buntu maka dapat menimbulkan penyakit radang usus buntu.

# Gambaran Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)

Peradangan atau pembengkakaan yang terjadi pada usus buntu menyebabkan aliran cairan limfe dan darah tidak sempurna pada usus buntu (appendiks) akibat adanya tekanan, akhirnya usus buntu mengalami kerusakan dan terjadi pembusukan (gangren) karena sudah tak mendapatkan makanan lagi.

Pembusukan usus buntu ini menghasilkan cairan bernanah, apabila tidak segera ditangani maka akibatnya usus buntu akan pecah (perforasi/robek) dan nanah tersebut yang berisi bakteri menyebar ke rongga perut. Dampaknya adalah infeksi yang semakin meluas, yaitu infeksi dinding rongga perut (Peritonitis).

# Tanda dan Gejala Penyakit Radang Usus Buntu

Gejala usus buntu bervariasi tergantung stadiumnya;

1. Penyakit Radang Usus Buntu akut (mendadak).
Pada kondisi ini gejala yang ditimbulkan tubuh akan panas tinggi, mual-muntah, nyeri perut kanan bawah, buat
berjalan jadi sakit sehingga agak terbongkok, namun tidak semua orang akan menunjukkan gejala seperti ini, bisa juga hanya bersifat meriang, atau mual-muntah saja.

2. Penyakit Radang Usus Buntu kronik.
Pada stadium ini gejala yang timbul sedikit mirip dengan sakit maag dimana terjadi nyeri samar (tumpul) di daerah sekitar pusar dan terkadang demam yang hilang timbul. Seringkali disertai dengan rasa mual, bahkan kadang muntah, kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan bawah dengan tanda-tanda yang khas pada apendisitis akut yaitu nyeri pd titik Mc Burney (istilah kesehatannya).

Penyebaran rasa nyeri akan bergantung pada arah posisi/letak usus buntu itu sendiri terhadap usus besar, Apabila ujung usus buntu menyentuh saluran kencing ureter, nyerinya akan sama dengan sensasi nyeri kolik saluran kemih, dan mungkin ada gangguan berkemih. Bila posisi usus buntunya ke belakang, rasa nyeri muncul pada pemeriksaan tusuk dubur atau tusuk vagina. Pada posisi usus buntu yang lain, rasa nyeri mungkin tidak spesifik begitu.

# Pemeriksaan diagnosa Penyakit Radang Usus Buntu

Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh Tim kesehatan untuk menentukan dan mendiagnosa adanya penyakit radang usus buntu (Appendicitis) oleh Pasiennya. Diantaranya adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiology ;

1. Pemeriksaan fisik.
Pada appendicitis akut, dengan pengamatan akan tampak adanya pembengkakan (swelling) rongga perut dimana dinding perut tampak mengencang (distensi). Pada perabaan (palpasi) didaerah perut kanan bawah, seringkali bila ditekan akan terasa nyeri dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri (Blumberg sign) yang mana merupakan kunci dari diagnosis apendisitis akut.

Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat / tungkai di angkat tinggi-tinggi, maka rasa nyeri di perut semakin parah. Kecurigaan adanya peradangan usus buntu semakin bertambah bila pemeriksaan dubur dan atau vagina menimbulkan rasa nyeri juga. Suhu dubur (rectal) yang lebih tinggi dari suhu ketiak (axilla), lebih menunjang lagi adanya radang usus buntu.

2. Pemeriksaan Laboratorium.
Pada pemeriksaan laboratorium darah, yang dapat ditemukan adalah kenaikan dari sel darah putih (leukosit) hingga sekitar 10.000 – 18.000/mm3. Jika terjadi peningkatan yang lebih dari itu, maka kemungkinan apendiks sudah mengalami perforasi (pecah).

3. Pemeriksaan radiologi.
foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit. Namun pemeriksaan ini jarang membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis. Ultrasonografi (USG) cukup membantu dalam penegakkan diagnosis apendisitis (71 – 97 %), terutama untuk wanita hamil dan anak-anak. Tingkat keakuratan yang paling tinggi adalah dengan pemeriksaan CT scan (93 – 98 %). Dengan CT scan dapat terlihat jelas gambaran apendiks.


# Penanganan dan Perawatan Penyakit Radang Usus Buntu

Bila diagnosis sudah pasti, maka penatalaksanaan standar untuk penyakit radang usus buntu (appendicitis) adalah operasi. Pada kondisi dini apabila sudah dapat langsung terdiagnosa kemungkinan pemberian obat antibiotika dapat saja dilakukan, namun demikian tingkat kekambuhannya mencapai 35%.

Pembedahan dapat dilakukan secara terbuka atau semi-tertutup (laparoskopi). Setelah dilakukan pembedahan, harus diberikan antibiotika selama 7 – 10 hari. Selanjutnya adalah perawatan luka operasi yang harus terhindar dari kemungkinan infeksi sekunder dari alat yang terkontaminasi dll.

(Sumber : info-penyakit.com)